Jadi saya punya teman, namanya Dimas Muhamad. Dia pintar (baca: google berjalan) dan sangat humble dan tidak terlalu menyenangkan. Tapi ternyata saya rasa dia menyenangkan, atau kadang-kadang menyenangkan.
Sebenernya awalnya ceritanya simpel. Saya bilang sama Dimas, “sometimes, i feel like I’m an outsider in my own campus”.
Kemudian obrolan malah makin pajang. Kenapa juga jadi panjang saya lupa. Intinya, hari itu Dimas menjawab pertanyaan saya, kira-kira seperti ini, “In some circumtances, someone could be an outsider or insider (haha apeu banget sih insider—cant find the match word) it depends on which people they meet”.
Kemudian Dimas numpang sholat di kosan saya dan kami cerita-cerita lagi.
Saya memilih beriman, gak perduli dengan agama. Saya menjalani sholat dll karena saya ingin bertemu tuhan, somehow i need God, just to make sure i still have someone to talk to, just to make sure some other important things hehe. Tapi disisi lain, saya juga bukan fundamentalist atau hardcore dalam agama, saya masih percaya dengan berbuat baik kepada orang lain itu artinya beragama. Memang sih dalam poin ini Dimas sedikit berargumen, bahwa agama tidak se-simpel ngasih tetangga makan siang (misalnya). Tapi yah kemudian tanggapan Dimas, kira-kira seperti ini, “As long as it is good i’m with you, Ayu”.
Dimas kemudian sholat lagi, sholat maghrib. Selesai itu, dia mau pulang, sambil pakai sepatu kami ngobrol lagi.
Saya bertanya, “Dimas, why are you so humble? I mean, you are effing smart. But you always say that you know nothing.” Ini beneran loh, Dimas selalu praises atau turn people down right in front of their faces dengan kata-kata yang sangat humble sih emang. Dimas jawab, kira-kira begini, “The more i learn, i surf through the internet, i read, the more i know that i knew nothing. There are so many things that i don’t know.” See, how (still) humble he is.
Jadi, hari itu kami berpisah. Dia bawa 5 dvd punya pacar saya: Thirteen Days, Paradise Now, W., Philadelphia, dan The Simpsons.
Selamat nonton dvd Dimas, senang berbincang-bincang dengan anda.
Oh, and dimas why don’t you have facebook, once again? You’ve told me the reason, but i forgot. I’m going to ask again when i meet him.
Jumat, 24 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar