Minggu, 31 Januari 2010
2
Hallo. Apa kamu sudah baikan hari ini? feeling better?
Abangku sayang, dunia ini hanya panggung sandiwara. lagu tahun-kuda-gigit-kue-talam itu benar-benar BENAR. Tuhan lah sutradara dan penulis ceritanya, kita hanya bisa menunggu dan menerima kejutan-kejutan yang dibuat oleh-Nya.
Abangku sayang,jangan terus-terusan bersedih. ingat apa yang Romo pernah bilang: Tuhan tidak memberikan kebahagiaan begitu saja. apakah tidak aneh kalau kamu menerima satu peti penuh uang yang jatuh dari langit? Tuhan memberikan kebahagiaan dalam satu paket yang diawali dengan penderitaan dan pengorbanan. kata Romo, agar kita manusia lebih merasakan kebahagiaan itu dan bersyukur. dalam sedih dan sengasara kita, kita harus tetap berdoa.
Abang, hidup ini terlalu indah hanya untuk diratapi. hidup ini terlalu menyedihkan untuk ditertawai. suatu dikotomi yang aneh bukan? tapi yaa, benar kalau mereka menyebutnya hidup adalah misteri. kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi sekarang atau besok. tapi kita sudah mengetahui apa yang terjadi kemarin. mereka menyebutnya sejarah, bang. belajar dari sejarah, jangan lagi melakukan kesalahan yang sama.
Oh iya, tapi jangan terus-terusan menyalahkan masa lalu atau sejarah itu. percuma. Tuhan tidak akan memberikan kita kesempatan satu detik pun untuk kembali ke masa lalu. Masa lalu yang indah, simpanlah... untuk kenangan, untuk cerita bagi anak cucu mu nanti. masa lalu yang suram, cukup tinggalkan. dari pada merusak mood kita seharian? iya kan?
Ah, mungkin kamu dulu masih sempat bisa merasakan nikmatnya masa remajamu dengan semua fasilitas yang papa berikan. Tapi kamu harus tahu, aku tidak pernah menyesal karena aku memiliki masa remaja yang berbeda denganmu. aku bersyukur untuk setiap detiknya. masa-masa remaja yang hilang tidak akan kupermasalahkan, karena aku terlalu malas untuk mencari lagi yang sudah hilang. biarkan saja.
fase hidup orang terus berjalan, di masa lalu gagal, dimasa ini kurang baik, masih ada masa depan yang mudah-mudahan akan menjadi baik.
Ingat satu hal, janji kita bertiga, kalau kita tidak akan membiarkan anak-anak kita merasakan apa yang kita rasakan selama ini. cukup hanya sampai pada generasi kita. Zaman juga terus berubah, pola kehidupan setiap manusia akan terus berubah. jangan tanya akan berubah seperti apa, karena kalau aku jelaskan akan menghabiskan waktu berhari-hari berkutat dengan teori-teori.
Bang, aku tidak akan mati disini hanya karena tidak pakai blackberry dan tidak punya macbook. Akan kucari kebahagiaan versiku sendiri. kebahagiaan yang hakiki bukan terletak pada materi dan investasi kan?
Berjuanglah untuk hidup yang hanya sekejap ini, ingat kalau kita sesegera mungkin akan mengakhirinya, atau Tuhan bisa dengan sekejap memutuskan untuk tidak menggunakan kita lagi sebagai figuran dalam sinetronnya.
Semoga kamu berbahagia disana, Sang Bunda yang terkandung tanpa noda akan melindungimu.
Salam Hangat.
Adikmu :)
Sabtu, 30 Januari 2010
1
Saya harusnya tidak pernah menanyakan seberapa besar kamu menyayangi saya. karena saya (harusnya) tahu, kamu menyayangi saya sepenuh hati. saya hanya takut, kalau perasaan itu (sudah/akan/sebentar lagi) hilang.
Saya tahu kamu tidak suka kalau saya mulai membicarakan hal murahan seperti ini, tapi kamu tidak akan pernah tau apa yang saya atau kamu rasakan kalo kita sibuk membicarakan politik, pertumbuhan Indonesia, ketidak-adilan sosial, atau membicarakan teman-teman kamu--tanpa pernah mengevaluasi tentang kita. Atau kalau misalnya saya selalu mengikuti saran kamu untuk tidak membicarakan semua hal tentang kita: "memang ada hal-hal yang perlu dibicarakan, tapi lebih baik dirasakan dan nikmati saja," katamu.
saya takut, suatu saat nanti terlalu banyak hal yang kamu simpan sampai akhirnya kamu memilih menyudahi semuanya. Lalu sampai kita menyadari dan mempertanyakan, siapa yang bodoh? Teori siapa yang salah?
Saya tahu kalau pasti ada akhir untuk setiap awalan. There's no an endless story, they say.
saya tahu kamu menerima saya apa adanya, bukan ada apanya. Karena mungkin kamu sudah sangat tahu kalau saya tidak punya apa-apa untuk dimanfaatkan, untuk di banggakan. tapi kamu juga harus tahu, saya berusaha setengah mati supaya kamu tetap ada disebelah saya. kalau saya dandan, sedikit mengikuti trend fashion, yaa semata-mata hanya untuk urusan wanita-yang-selalu-ingin-terlihat-lebih-cantik-dari-wanita-lainnya. itu wajar toh? namun, jauh dibalik itu maksud saya adalah supaya kamu (masih) tertarik sama saya, tanpa harus lirik-lirik wanita lain yang lebih dari saya.
Don't you do the same thing like i did? mencoba pakai kaos atau jaket atau sepatu ini itu supaya saya terus bilang: "kamu ganteng deh" (jangan lupa senyum dan berikan sedikit kecupan tanda saya benar-benar mengimani apa yang saya katakan)
Tapi jangan takut, saya akan tetap mencintai kamu walaupun kamu pake kaos yang itu-itu lagi, kamu pakai jaket yang sama setiap hari.
Saya tahu setiap orang jatuh cinta terhadap diri orang lain, maksud saya jatuh cinta yang bukan hanya karena fisik atau penampilan. But don't you think that 'don't judge a book by its cover' doesn't exist in this world? itu hanya kata-kata penenang ketika kita sedang salah kostum, lagi jerawatan sebelum menstruasi, atau lagi dalam suatu acara gaul dan hanya menggunakan simple black t-shirt sedangkan orang-orang lain sibuk dengan leopard thingy mereka.
Saya tahu kamu dikelilingi teman-teman wanita yang cantik dengan keunikan diri mereka masing-masing. Tapi saya selalu merasakan bahwa mereka adalah ancaman. Apakah kamu merasakan hal yang sama? Karena kelihatannya saya juga punya beberapa teman yang lebih menarik hati wanita-wanita single.
Ah, tapi buat apa selalu mempertanyakan hal-hal yang kamu dan saya tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi. 2 tahun yang kita lewati cukup bisa menunjukan cinta kita yang cukup besar.
oh iya, apakah saya sudah pernah bilang kalau cinta tidak bisa diukur? cinta dengan substansinya bisa sangat membingungan. bahwa biarpun kamu sudah hidup dengan pasangan mu selama puluhan tahun akan selalu ada faktor yang membuatmu ragu dan akhirnya berjalan sendiri, membiarkan cinta itu berjalan ditempat yang akhirnya semakin mengecil terhimpit dengan kenangan-kenangan dan kesibukan, lalu akhirnya 'pheeew' hilang seperti statement awal saya diatas.
Salam hangat,
:)
Minggu, 17 Januari 2010
Siapa Kira, Siapa Sangka?
Saya duduk bersama beberapa crew kitchen lainnya. Mereka membicarakan hal-hal yang kira2 terdengar oleh saya begini “alhamdulillah, dapet uang service juga, aing kirain teh gak bakalan dapet siah”, “iya da mana anak urang rek sakolah, nteu aya uang na. urang rek udud oge, teu aya” yayaya kira2 begitu.
Saya masih duduk dan menikmati indomie yang rasanya biasa aja: Siapa kira saya kerja karena butuh uang untuk urusan social-life, siapa sangka orang tua saya sangat jarang memberikan uang lebih untuk apapun yang disebut "senang-senang"?
Suatu saat saya berkenalan dengan librarian trainee ditempat saya bekerja:
“desti”
“ayu”
Perawakan desti kecil-mungil-hitam manis-imut-imut: Siapa kira dia sudah menjadi seorang sarjana dari sebuah universitas teknik di
Di lain kesempatan saya bertemu dengan laki-laki yang hampir mirip Yesus, rambut panjang kriting gak karuan, jarang keramas dan tak jarang mengeluarkan bau yang tidak sedap, kemana-mana naik sepeda.
“agama lu apaan sih, Tep?”
“hhhmmm”
Siapa kira dia seorang mahasiswa universitas kesenian terkenal di
“Yu, tau gak gw lahir di Pluto loh!”
Suatu saat lainnya lagi, saya bertemu dengan seseorang yang memiliki penampilan menawan, cantik, dan branded:
“Emi”
“Ayu”
Siapa kira dia rela berhutang di warteg tetangga sebelah demi mengisi perutnya yang berkokok, siapa sangka dia membawa kabur uang ibu saya sebesar 5juta rupiah?
Dalam suatu ruangan terbuka seusai acara band yang sangat muram, atas perintah dan maksud Tuhan saya bertemu laki-laki bermuka tegas yang punya rambut besar nan kribo.
“lu sekolah dimana, Yu?”
“di 71, Jatiwaringin”
“wah deket tuh sama rumah Pak De gw”
Siapa kira otaknya hampir mengelupas dalam masalah perpolitikan bangsa ini, siapa sangka akhirnya saya menghabiskan masa transisi remaja ke dewasa saya bersamanya?
Saya masih makan indomie,
“Yu, tuh ada pelanggan didepan. Anak Bar pada kemana sih???”
Setelah dilayani
“Mba tolong ya ini, tolong ya itu, eh mba tolong dong, aduh kok ini pastri-nya masih dingin ya? Mba ini gimana siiihhhh?”
Buat Mba-mba yang datang pada Minggu malam :
Siapa kira pelayan anda ini adalah mahasiswi salah satu universitas ternama di
Satu suapan terakhir untuk indomie sialan,
Ah, saya tidak perduli. Dan mba-mba cantik nan elegan nan gaul dan bukan alay pasti juga tidak perduli.
Siapa kira dia seorang pembeli? Saya pikir dia yang punya Toko Setiabudi. Siapa sangka saya hanya seorang pelayan? Saya pikir saya anak dari seorang wiraswastawan (biarpun sekarang sudah jadi pengangguran).7.00 pm helped by computer at Library
Selasa, 12 Januari 2010
Minggu, 03 Januari 2010
500 Days of Summer
I'm not going to talk that much, just 5 words and 2 advice :
1. my boyfriend
2. said
3. it's
4. differently
5. romantic
That's what my boyfriend said, for me? i dont think so until you read my advice:
1. Do not watch it if you have a not-typically-romantic-boyfriend (it will be a total boring shoo shoo...!!!)
2. Please avoid to play this movie when you are alone, while you are in a time of broken-hearted, and if you are a single-till-death person. This movie would bring you to high imagination and bad fantasies just like masturbation (in a lot of way masturbation--you probably cry, reminds you of your ex boy/girlfriend, fantasy of kissing someone you like while you do the photocopy thingy, wanna try the shower sex part, and etc.)
enjoy!