Sabtu, 30 Januari 2010

1

Hey,

Saya harusnya tidak pernah menanyakan seberapa besar kamu menyayangi saya. karena saya (harusnya) tahu, kamu menyayangi saya sepenuh hati. saya hanya takut, kalau perasaan itu (sudah/akan/sebentar lagi) hilang.
Saya tahu kamu tidak suka kalau saya mulai membicarakan hal murahan seperti ini, tapi kamu tidak akan pernah tau apa yang saya atau kamu rasakan kalo kita sibuk membicarakan politik, pertumbuhan Indonesia, ketidak-adilan sosial, atau membicarakan teman-teman kamu--tanpa pernah mengevaluasi tentang kita. Atau kalau misalnya saya selalu mengikuti saran kamu untuk tidak membicarakan semua hal tentang kita: "memang ada hal-hal yang perlu dibicarakan, tapi lebih baik dirasakan dan nikmati saja," katamu.

saya takut, suatu saat nanti terlalu banyak hal yang kamu simpan sampai akhirnya kamu memilih menyudahi semuanya. Lalu sampai kita menyadari dan mempertanyakan, siapa yang bodoh? Teori siapa yang salah?
Saya tahu kalau pasti ada akhir untuk setiap awalan. There's no an endless story, they say.

saya tahu kamu menerima saya apa adanya, bukan ada apanya. Karena mungkin kamu sudah sangat tahu kalau saya tidak punya apa-apa untuk dimanfaatkan, untuk di banggakan. tapi kamu juga harus tahu, saya berusaha setengah mati supaya kamu tetap ada disebelah saya. kalau saya dandan, sedikit mengikuti trend fashion, yaa semata-mata hanya untuk urusan wanita-yang-selalu-ingin-terlihat-lebih-cantik-dari-wanita-lainnya. itu wajar toh? namun, jauh dibalik itu maksud saya adalah supaya kamu (masih) tertarik sama saya, tanpa harus lirik-lirik wanita lain yang lebih dari saya.
Don't you do the same thing like i did? mencoba pakai kaos atau jaket atau sepatu ini itu supaya saya terus bilang: "kamu ganteng deh" (jangan lupa senyum dan berikan sedikit kecupan tanda saya benar-benar mengimani apa yang saya katakan)
Tapi jangan takut, saya akan tetap mencintai kamu walaupun kamu pake kaos yang itu-itu lagi, kamu pakai jaket yang sama setiap hari.

Saya tahu setiap orang jatuh cinta terhadap diri orang lain, maksud saya jatuh cinta yang bukan hanya karena fisik atau penampilan. But don't you think that 'don't judge a book by its cover' doesn't exist in this world? itu hanya kata-kata penenang ketika kita sedang salah kostum, lagi jerawatan sebelum menstruasi, atau lagi dalam suatu acara gaul dan hanya menggunakan simple black t-shirt sedangkan orang-orang lain sibuk dengan leopard thingy mereka.

Saya tahu kamu dikelilingi teman-teman wanita yang cantik dengan keunikan diri mereka masing-masing. Tapi saya selalu merasakan bahwa mereka adalah ancaman. Apakah kamu merasakan hal yang sama? Karena kelihatannya saya juga punya beberapa teman yang lebih menarik hati wanita-wanita single.
Ah, tapi buat apa selalu mempertanyakan hal-hal yang kamu dan saya tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi. 2 tahun yang kita lewati cukup bisa menunjukan cinta kita yang cukup besar.

oh iya, apakah saya sudah pernah bilang kalau cinta tidak bisa diukur? cinta dengan substansinya bisa sangat membingungan. bahwa biarpun kamu sudah hidup dengan pasangan mu selama puluhan tahun akan selalu ada faktor yang membuatmu ragu dan akhirnya berjalan sendiri, membiarkan cinta itu berjalan ditempat yang akhirnya semakin mengecil terhimpit dengan kenangan-kenangan dan kesibukan, lalu akhirnya 'pheeew' hilang seperti statement awal saya diatas.

Salam hangat,

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar